Rabu, 11 November 2015

Makna Dibalik Belajar Filsafat

Tes jawab singkat filsafatku sering kali mendapatkan 0, bahkan disindir dalam guyonan Prof Marsigit sebagai anggota partai “Nolindo”, sekali nol tetap nol. Hal ini yang menunjukkan bahwa diriku masihlah bukan apa-apa, membuat diriku sadar yang kuketahui masih sangat sedikit, tidak ada yang patut aku banggakan dari nilai-nilai tersebut. Tetapi hikmahnya adalah seseorang ketika mencari ilmu tidak boleh sombong. Sombong dan percaya diri merupakan hal yang berbeda, sombong merupakan rasa percaya diri yang berlebihan sehingga membuat seseorang bersikap meremehkan/menggampangkan segala urusan. Janganlah menjadi orang yang(berperilaku) berlebihan.

Meskipun mendapat nilai 0, hikmah lainnya, ketika menjawab salah itu ada benarnya, Contoh siapa nama bapak dari Prof Marsigit. Tentu atau absolutely, mahasiswa tidak tahu karena tidak pernah atau kenal dengan bapak dari Prof Marsigit, Hal yang seperti itu ada filsafatnya yaitu filsafat Fallibilisme. Filsafat Fallibilisme dipakai untuk membela kawula muda dari kesemena-menaan orang tua, , membela anak dari kesemena-menaan orang tua, membela siswa dari kesema-menaan guru, atau dengan kata lain membela kaum bawah dari kesemena-menaan kaum atas. 

Sepandai-pandai orang berfilsafat adalah jika omongannya mudah dipahami oleh orang awam. Jika engkau paham matematika tetapi sulit dalam menjelaskannya kepada orang lain artinya dirimu tidak paham matematika. Dalam filsafat menggunakan bahasa analog. Sebagai contoh, filsafatnya sembunyi adalah metafisik, yaitu ada yang ada dibalik fisik. Tidak jetunganisme, jadi tidak sembarangan isme yang dipakai. Semua yang ditanyakan dalam tes jawab singkat memiliki makna dan tokoh-tokohnya.  Dalam berfilsafat peduli dengan ruang dan waktu, contoh 4 x 6 = 50.000 itu akan benar ketika mencetak foto. Kebenarannya menyesuaikan ruang dan waktu, jadi suksesnya seseorang adalah ketika dia berhasil menembus ruang dan waktunya. 

Saudara Anwar bertanya bagaimana cara efektif belajar filsafat, Bapak Marsigit menjawab dengan sedikit guyonan yaitu beli pil safat, diminum terus tidur. Ini merupakan cara hidup yang tidak sehat. Pertanyaan efektif artinya mengandung unsur memaksa, inginnya tidak melakukan apa-apa tetapi mendapatkan hasil yang paling baik. Itu tidak sesuai kodrat manusia. Kodrat manusia adalah rata-rata, jika engkau belajar maka engkau pintar, jika tidak belajar maka engkau bodoh. Jalani saja, jangan terlalu pesimis tetapi jangan over. Bacalah elegi-elegi, tiada filsafat tanpa membaca. 

Tanpa membaca ilmu kita akan sedikit sehingga pikiran kita akan menjadi gelap dan tidak tahu apa-apa, tetapi dengan membaca ilmu kita akan bertambah sehingga pikiran akan terang benderang. Semoga bermanfaat.