Senin, 07 Desember 2015

Filsafat dan Dunianya


Kuliah filsafat pada tanggal 2 desember 2015 diawali dengan tes jawab singkat seperti biasa. Dengan pertanyaan sebagai berikut:


Idealnya realis
Realisnya ideal
Tetapnya perubahan
Berubahnya ketetapan
Fatalnya fital
Fitalnya fatal
Dewanya daksa
Daksanya dewa
Intensifnya ekstensif
Ekstensifnya intensif
Linernya siklik
Sikliknya liner
Lampaunya sekarang
Sekarangnya lampau
Masa depannya sekarang
Sekarangnya masa depan
Awalnya akhir
Akhirnya awal
Analitiknya sintetik
Sintetiknya analitik
Apriorinya a posteriori
A posteriorinya apriori
Rasionalnya pengalaman
Pengalamannya rasional
Identitasnya kontradiksi
Kontradiksinya identitas
Harmoninya disharmoni
Disharmoninya harmoni
Idealnya ideal
Realitasnya realitas
Tetapnya tetap
Berubahnya berubah
Fatalnya fatal
Fitalnya fital
Dewanya dewa
Daksanya daksa
Intensifnya intensif
Ekstensifnya ekstensif
Linernya liner
Sikliknya siklik
Lampaunya lampau
Sekarangnya sekarang
Masa depannya masa depan
Awalnya awal
Akhirnya akhir
Analitiknya analitik
Sintetiknya sintetik
Apriorinya apriori
A posteriorinya a posteriori
Rasionalnya rasional
Pengalamannya pengalaman
Identitasnya identitas
Kontradiksinya kontradiksi
Harmoninya harmoni
Disharmoninya disharmoni
Siangnya malam
Malamnya siang
Mudahnya sulit
Sulitnya mudah
Bolehnya tidak
Tidaknya boleh
Ragu-ragunya mantap
Mantapnya ragu-ragu
Benarnya salah
Salahnya benar
Besarnya kecil
Kecilnya besar
Hidupnya mati
Matinya hidup
Gelapnya terang
Terangnya gelap


Dan secara langsung, semua jawaban mahasiswa p.mat 2012 langsung dicoret semua jawabannya Awalnya saya berpikir “lha kok disalahkan semua?, kan belum tentu salah semua”. Permasalahannya adalah perbedaan dimensi antara Prof Marsigit dengan para mahasiswa, Prof Marsigit adalah dewa sedangkan para mahasiswa adalah daksa, tetapi Prof Marsigitpun juga akan menjadi daksa oleh dirinya yang nanti. Kemudian Prof Marsigit menjelaskan alasan beliau bahwa filsafat tidak bisa hanya dengan tes jawab singkat/tebak-tebakan. Beliau mengatakan jawaban dari mahasiswa itu tidak ada yang mikir. Mikirnya orang yang tidak berpikir atau tidak berpikirnya orang yang mikir. Filsafat adalah penjelasanmu, maka terangkanlah. Itulah konyolnya tes jawab singkat atau ujian, tes jawab singkat hari ini telah dipermalukan dengan menorehkan hasil 0 pada semua mahasiswa, karena filsafat bukanlah seperti itu. Idealnya realis, jika dijelaskan sampai membentuk buku yang tebalnya 10 meter pun belum selesai penjelasannya. Maka setiap pertanyaan di atas adalah dunia, sehingga berfilsafat adalah membangun dunia. Setiap individu membawa dunianya masing-masing, membawa kebudayaan, kebiasaan masyarakat asalnya jika dijelaskan maka akan membentuk dunianya.

Dewanya Daksa dan Daksanya Dewa

Dewanya daksa dan Daksanya dewa, dewa adalah menggambarkan posisi atau kedudukan seseorang yang tinggi, tinggi disini bisa dilihat dari jabatan, kekuasaan, pengetahuan/ilmu, gelar, usia, tinggi badan, berat badan, keterampilan, bakat, dan lain-lain. Sedangkan kebalikannya daksa adalah menggambarkan posisi atau kedudukan seseorang yang rendah.

Jika dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari, misalnya pemimpin adalah dewa dan rakyak adalah daksa. Tetapi memungkinkan pemimpin menjadi daksa dan rakyat menjadi dewa. Pemimpin harusnya mengayomi rakyatnya dan rakyat menghormati pemimpinnya. Rakyat juga bisa mengambil keputusan dan pemimpin melaksanakan keputusan tersebut. Jadi tergantung oleh ruang dan waktu.

Jika dikaitkan pada pendidikan, guru ibaratnya dewa dan siswa ibaratnya daksa. Kedudukan guru lebih tinggi dari siswa karena pengetahuannya lebih banyak, usianya lebih banyak, pengalamannya lebih banyak dan sebagainya. Akan tetapi memungkinkan untuk guru menjadi daksa dan siswa menjadi dewa jika yang dilihat dari ketidaktahuan, kurangnya pengalaman, keaktifan bermain, kepolosan, dan sebagainya. Jadi tergantung oleh ruang dan waktu.

Guru dan siswa harus bertanggung jawab akan hak dan kewajibannya sesuai dengan posisinya. Sebagai dewa, guru menyadari bahwa siswa perlu dibimbing dalam belajarnya, perlu difasilitasi belajarnya, perlu didorong motivasinya, perlu dikembangkan potensi  dan bakatnya. Sebaliknya siswa perlu menyadari bahwa dia harus belajar dengan giat, mencari pengetahuan, menggali potensi dan mengembangkannya.